Jumat, 01 Juni 2018
Kisah Orang Tekun Ibadah yang Masuk Neraka
Alkisah, ada dua orang bersaudara dari kalangan Bani Israil. Yang satu sering berbuat dosa, sementara yang lain sebaliknya: sangat tekun beribadah. Yang terakhir disebut ini rupanya tak henti-hentinya menyaksikan saudaranya itu melakukan dosa hingga mulutnya tak betah untuk tidak menegur.
"Berhentilah!" sergahnya
Teguran seolah hanya masuk melalui telinga kanan dan keluar lagi lewat telinga kiri. Perbuatan dosa berlanjut dan sekali lagi tak luput dari mata saudaranya yang rajin beribadah. "Berhentilah!" Sergahnya kembali.
Si pendosa lantas berucap, "Tinggalkan aku bersama Tuhanku. Apakah kau diutus untuk mengawasiku?"
Saudara yang ahli ibadah pun mengumpat, "Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu. Allah tidak akan memasukkanmu ke surga."
Cerita ini tertuang dalam sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan Abu Dawud dan Ahmad. Di ujung, Hadits tersebut melanjutkan, tatkala keduanya meninggal dunia, keduanya pun dikumpulkan di hadapan Allah subhanahu wata'ala.
Kepada yang sungguh-sungguh beribadah, Allah mengatakan, "Apakah kau telah mengetahui tentang-Ku? Apakah kau sudah memiliki kemampuan atas apa yang ada dalam genggaman-Ku?"
Drama keduanya pun berlanjut dengan akhir yang mengejutkan.
"Pergi dan masuklah ke surga dengan rahmat-Ku," kata Allah kepada si pendosa. Sementara kepada ahli ibadah, Allah mengatakan, "(Wahai malaikat) giringlah ia menuju neraka."
Kisah di atas menyiratkan pesan kepada kita untuk tidak merasa paling benar untuk hal-hal yang sesungguhnya menjadi hak prerogatif Allah. Tentu beribadah dan meyakini kebenaran adalah hal yang utama. Tapi menjadi keliru tatkala sikap tersebut dihinggapi takabur dengan menghakimi pihak lain, apakah ia bahagia atau celaka di akhirat kelak. Sebuah kata bijak menyebutkan, “Perbuatan dosa yang membuatmu menyesal jauh lebih baik ketimbang beribadah yang disertai rasa ujub.”
Tentang etika dakwah, Islam pun mengajarkan bahwa tugas seorang mubaligh sebatas menyampaikan, bukan mengislamkan apalagi menjanjikan kenikmatan surgawi.
Vonis terhadap orang ini-itu sebagai golongan kafir atau bukan, masuk neraka atau surga, sangat tidak dianjurkan karena melangkahi Rabb, penguasa seluruh ciptaan. Islam menekankan umatnya muhasabah atau koreksi diri sendiri daripada mencari kesalahan pribadi orang lain yang belum tentu lebih buruk di hadapan Tuhan.
Terima kasih telah membaca Kisah Orang Tekun Ibadah yang Masuk Neraka. Semoga pos dari situs web Artikel Islami berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda danbuat website Artikel Islami.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Section Team Class
Related Indexed : www.publiklampung.com Lecturer Indexed : www.ariesetyaputra.com NAMA TEAM : HASKELL Ketua Team : Reni Alfiani - ht...
-
Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Alloh Yang Maha Bijaksana, menggolongkan kita sebagai ahli syukur, yang senantiasa...
-
1⃣ Berdoa kepada Allah azza wa jalla agar kita dilindungi dari godaan dan rayuan syaiton, karena sungguh tidak diragukan lagi bahwasannya ra...
-
AKAR MAKSIAT Berkata Ibnul Qayyim -rahimahullah- أصول الخطايا كلها ثلاث؛ الكبر وهو الذي أصار إبليس إلى ما أصاره،والحرص وهو الذي أخرج آدم...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar